Lombok Utara — Ketua Bhayangkari Cabang Lombok Utara, Ny. Heny Agus Purwanta, menegaskan komitmennya mendukung percepatan penurunan angka stunting dengan turun langsung mendampingi Mini Lokakarya Stunting di Posyandu Jambu Mete, Desa Senaru, Kecamatan Bayan, Rabu (10/7).
Mini lokakarya yang digelar Tim Penggerak PKK Kabupaten Lombok Utara bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait ini menjadi ruang pertemuan lintas sektor — mulai dari puskesmas, bidan desa, Tim Pendamping Keluarga (TPK), hingga kader PKK — untuk membahas langkah konkret percepatan penanganan stunting di tingkat desa.
Dalam sambutannya, Ny. Heny menegaskan bahwa kehadirannya bukan sekadar seremonial. Ia memanfaatkan momen ini untuk mendengar langsung persoalan di lapangan dan memastikan bantuan yang diberikan benar-benar tepat sasaran.
“Secara pribadi saya sangat bersyukur diberi kesempatan mendampingi kegiatan seperti ini. Saya bangga Bhayangkari bisa dilibatkan dalam program yang berdampak langsung pada masa depan anak-anak kita,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2KB) Lombok Utara, jumlah balita stunting di kabupaten ini masih tercatat sebanyak 2.941 anak atau sekitar 13,51 persen dari total 21.980 balita. Angka tersebut menjadi pekerjaan rumah bersama yang tidak mungkin diselesaikan hanya oleh pemerintah.
Sebagai langkah nyata, Bhayangkari Cabang Lombok Utara di bawah kepemimpinan Ny. Heny secara rutin mendistribusikan puluhan liter susu segar, telur rebus, hingga bubur balita kepada anak-anak stunting dan kelompok rentan di berbagai desa.
“Saya lebih memilih memberikan contoh langsung. Susu, telur, dan bubur balita kami bawa sendiri ke posyandu. Bahkan saya tidak segan menyuapi anak-anak stunting di hadapan orang tua mereka. Ini cara saya menanamkan sugesti positif bahwa makan sehat harus dibiasakan perlahan dan konsisten,” katanya.
Menurutnya, bantuan berupa makanan sehat jauh lebih efektif daripada pemberian uang tunai yang sering kali tidak tepat sasaran bila tidak diiringi edukasi. Di lapangan, Ny. Heny mengaku menemukan berbagai persoalan yang kerap luput dari perhatian, seperti balita yang enggan makan akibat masalah gigi, hingga anak yang membawa jajanan tinggi gula ke posyandu.
“Kami juga mendapati masih ada orang tua yang belum sadar bahwa stunting adalah kondisi serius. Bahkan saya menemukan beberapa kader posyandu yang keluarganya sendiri terdeteksi memiliki balita stunting. Ini menjadi bahan evaluasi penting,” ungkapnya.
Selain intervensi langsung di posyandu, Bhayangkari mendukung pencegahan dari hulu melalui skrining pranikah, edukasi pernikahan pada usia ideal, serta pembinaan pola asuh dan makan sehat melalui seksi sosial yang membawahi program KB dan kesehatan anak.
Ny. Heny menekankan, kunci keberhasilan penanganan stunting adalah kerja bersama lintas sektor. Ia yakin jika komitmen ini dijaga, angka stunting di Lombok Utara dapat ditekan secara signifikan.
“Stunting bisa diatasi kalau semua pihak mau bergerak. Orang tua harus peduli, remaja jangan menikah terlalu dini, kader harus lebih tanggap, dan seluruh pemangku kepentingan bergerak bersama. Jika ini konsisten, saya yakin zero stunting di Lombok Utara bukan sekadar harapan, tetapi sangat mungkin terwujud,” tegasnya.
Baginya, langkah kecil di posyandu adalah pijakan awal untuk membangun kesadaran bersama. Ia berharap semangat ini dapat menular ke seluruh lapisan masyarakat agar Lombok Utara benar-benar siap melahirkan generasi sehat dan bebas stunting. ( Wiswa )
Lombok Utara, 12 Juli 2025
Disusun Oleh :
Humas Bhayangkari
Mengetahui :
Ketua Bhyangkari Cabang Lombok Utara
Ny. Heny Agus Purwanta
Tembusan :
Kapolres Lombok Utara
AKBP Agus Purwanta,S.I.K
Oleh Rahmat Hidayat