humparandaily.com, 24/06/2025, Ketegangan antara Iran dan Israel terus meningkat, memicu pertanyaan tentang peran Rusia di tengah konflik tersebut.
Presiden Vladimir Putin baru-baru ini memberikan pernyataan yang mengejutkan, mengungkap alasan di balik sikap Rusia yang tampak netral.
Pernyataan Putin membantah anggapan bahwa Rusia memiliki kewajiban militer untuk membantu Iran.
Putin secara tegas menyatakan bahwa Iran tidak pernah secara resmi meminta bantuan militer dari Rusia dalam konfliknya dengan Israel.
Meskipun Rusia dan Iran memiliki kemitraan strategis yang kuat, hubungan tersebut, menurut Putin, tidak mencakup komitmen bantuan militer timbal balik.
Ini menjelaskan mengapa Rusia belum memberikan dukungan militer langsung kepada Iran, meskipun hubungan kedua negara semakin erat.
Lebih lanjut, Putin mengungkapkan bahwa Rusia telah menawarkan kerja sama dalam pengembangan sistem pertahanan udara kepada Iran.
Namun, minat Iran terhadap tawaran tersebut terbilang rendah. Hal ini menunjukkan bahwa prioritas keamanan Iran mungkin tidak sepenuhnya bergantung pada bantuan militer Rusia.
Meskipun demikian, kerja sama antara Rusia dan Iran tetap berjalan, khususnya dalam sektor nuklir sipil.
Proyek pembangunan dua reaktor tambahan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Bushehr terus berlanjut, melibatkan lebih dari 200 ahli Rusia.
Hal ini menunjukkan bahwa kerja sama bilateral tetap terjaga, meskipun dalam bidang yang berbeda dari dukungan militer.
Sebagai penutup, Putin menyatakan kesiapan Rusia untuk berperan sebagai mediator antara Iran dan Israel.
Rusia berharap dapat memfasilitasi penyelesaian damai yang dapat menjamin hak nuklir sipil Iran sekaligus memastikan keamanan Israel.
Sikap ini menunjukkan bahwa Rusia lebih memilih pendekatan diplomasi dan mediasi daripada intervensi militer langsung dalam konflik tersebut.
Pernyataan Putin ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kompleksitas hubungan Rusia-Iran dan strategi Rusia dalam menghadapi konflik di Timur Tengah.
Diterbitkan: Humparan Daily
