Festival Mangrove Batu Bara: Pelestarian dan Pemberdayaan Berkelanjutan

banner 468x60

Batu Bara, Sumatera Utara, Menunjukkan komitmen kuat terhadap pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat melalui penyelenggaraan Mangrove Culture Festival pertama pada 19 Juli 2025.

Dengan potensi penyerapan karbon dioksida (CO2) yang luar biasa dari hutan mangrove seluas 576 hektar – diperkirakan mencapai 3.483.648 ton per tahun – festival ini menjadi langkah signifikan dalam menjaga ekosistem pesisir dan kesejahteraan masyarakat.

Berkolaborasi dengan Yayasan Konservasi Pesisir Indonesia (Yakopi), festival yang digelar di Pantai Sejarah ini dihadiri ribuan peserta. Acara yang dibuka Bupati H. Baharuddin Siagian dan Wakil Bupati Syafrizal ini tidak hanya menawarkan kegiatan rekreatif seperti jalan santai dan undian berhadiah, tetapi juga menekankan pada aksi nyata pelestarian lingkungan melalui penanaman mangrove secara massal.

Kegiatan ini merupakan langkah awal dari rencana ambisius untuk memperluas area hutan mangrove hingga puluhan ribu hektar, memanfaatkan sepenuhnya potensi penyerapan karbon yang dimilikinya.

Bupati Baharuddin Siagian dalam sambutannya menekankan pentingnya pelestarian hutan mangrove, yang memiliki kemampuan menyerap CO2 jauh lebih efektif daripada hutan daratan.

Beliau juga menyoroti nilai ekologis Pantai Sejarah sebagai habitat burung migran dari Australia, menunjukkan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati di kawasan tersebut.

Apresiasi tinggi diberikan kepada masyarakat atas peran aktifnya dalam upaya pelestarian ini, menunjukkan keberhasilan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat.

Direktur Yakopi, Eling Tuhono, menjelaskan bahwa Mangrove Culture Festival, yang didukung oleh Kementerian Kebudayaan, merupakan contoh pendekatan holistik dan berkelanjutan.

Festival ini tidak hanya fokus pada rehabilitasi hutan mangrove, tetapi juga mengintegrasikan pelestarian dengan budaya lokal dan peningkatan ekonomi masyarakat.

Yakopi berkomitmen untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat dalam mengembangkan usaha-usaha ekonomi yang berkelanjutan, menjamin bahwa manfaat pelestarian mangrove akan dirasakan secara langsung oleh masyarakat pesisir.

Hutan mangrove, dipandang sebagai benteng alami dan sumber kehidupan masyarakat pesisir, akan terus dilindungi dan dipelihara untuk generasi mendatang.

Sumber, Diskominfo Kabupaten Batu Bara

Oleh Rahmat Hidayat

banner 300x250

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *