Teheran , humparandaily.com – Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dengan tegas menolak ultimatum Presiden AS Donald Trump yang menuntut penyerahan tanpa syarat dari Iran. Melalui akun X-nya, Khamenei menegaskan bahwa Iran tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada Israel, khususnya para pemimpinnya. Pernyataan keras ini menyusul ultimatum Trump yang disampaikan beberapa waktu sebelumnya.
Khamenei tidak hanya menolak ultimatum tersebut, tetapi juga melayangkan peringatan keras kepada AS. Ia mengancam bahwa intervensi militer AS akan mengakibatkan “kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.” Peringatan ini semakin menegangkan situasi yang sudah memanas antara Iran dan Israel.
Ketegangan antara kedua negara meningkat tajam setelah serangan udara Israel ke fasilitas nuklir Iran. Serangan tersebut, yang menargetkan fasilitas produksi sentrifugal di dekat Teheran, dibalas Iran dengan serangan balasan yang signifikan. Iran meluncurkan rudal hipersonik Fattah-1 ke Tel Aviv dan mengerahkan sejumlah besar drone untuk menyerang Israel.
Serangan balasan ini mengakibatkan korban jiwa yang cukup besar di kedua belah pihak. Laporan menyebutkan setidaknya 24 orang tewas di Israel dan 224 orang di Iran, termasuk beberapa komandan militer dan ilmuwan nuklir.
Situasi saat ini sangat rawan dan berpotensi memicu eskalasi konflik yang lebih besar, bahkan konflik nuklir. Dunia internasional pun dihadapkan pada tantangan besar untuk mencegah terjadinya perang yang dapat berdampak dahsyat bagi kawasan dan dunia. Pemantauan ketat terhadap perkembangan situasi ini sangat penting untuk mencegah terjadinya bencana kemanusiaan. Diplomasi dan upaya perdamaian menjadi kunci untuk meredakan ketegangan dan mencegah terjadinya konfrontasi lebih lanjut.
Reporter ; Humparan Daily